Rabu, 18 Februari 2009

Beasiswa Unggulan Diknas dan Pola Pendidikan di Indonesia

Di awal bulan Mei 2007, ada suatu penawaran program studi unggulan yaitu Perencananan Pendidikan dari Universitas Diponegoro Semarang. Setelah saya pahami penawaran tersebut, saya putuskan untuk mengikuti seleksi pendaftaran yang dibuka untuk umum baik dari Dinas Pemerintah Kota, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dan Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Tengah sesuai dengan syarat-syarat aplikasi yang harus dikirim ke Universitas Diponegoro. Pada tanggal 22 Mei 2007, saya membuat surat permohonan ijin untuk mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa beasiswa unggulan diknas kepada Kepala Dinas Pendidikan melalui Bapak Kepala SMP Negeri I Terbanggi Besar yaitu Bapak Drs. Hadi Saputra MM, setelah surat permohonan tersebut mendapat restu dari Bapak Drs. H. Suwidyo. MM selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Tengah pada saat itu. Selanjutnya saya ikuti tahapan-tahapan dalam proses seleksi yang diserahkan sepenuhnya kepada pengelola yang dalam hal ini adalah Universitas Diponegoro Semarang melalui steering committee pada sekretariat Program Beasiswa Unggulan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Departemen Pendidikan Nasional di Jakarta

Surat Tertanggal 07 November 2007 Nomor : 53263/A2.5/LN/2007 Perihal Pemberitahuan hasil Seleksi Steering Committee Program Beasiswa Unggulan SK Gabungan yang ditujukan Kepada Yang Terhormat Rektor Universitas Diponegoro Semarang memberitahukan nama-nama yang tercantum yang berhak menerima beasiswa untuk melanjutkan Studi S2 (Magister) Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota di Universitas Diponegoro dalam Program Beasiswa Unggulan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, Departemen Pendidikan Nasional tahun Akademik 2007/2008

Tujuan Dinas Pendidikan Nasional Di Jakarta adalah
Pendidikan kita pada saat ini hanyalah menciptakan arus urbanisasi yang tinggi dan kuat, mengapa ?coba perhatikan anak-anak kita yang lulus Sekolah Menengah Atas akan kemanakah mereka? Ini suatu pertanyaan yang jelas jawabannya yaitu ke Kota misalnya Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Semarang, Surabaya yang mana kota-kota tersebut adalah terdapat suatu perguruan tinggi. Apa tujuan mereka ke kota tidak lain adalah untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi dan secara sosial pun untuk meningkatkan taraf hidup dan status sosial yang tinggi. Dengan begitu kapan kita akan membangun desa kalau pemuda-pemudi semua ke kota.
Program Pendidikan Nasional yang berkerjasama dengan BKLN ini adalah mempersiapkan sumber Daya manusia yang berorentasi pada potensi wilayah dengan memanfaatkan sumber daya alam dan teknologi yang ada.
Di Program ini akan mempelajari tentang kewilayahan yang berorentasi pada pedesaan, sehingga pendidik, pemerntah daerah harus memikirkan pemanfaatan sumber daya wilayah.
Marilah pembangunan ini kita awali dari Sumber Daya Manusia lalu ke Sumber Daya Alam. Jadi kita mempelajari Pembangunan Wilayah dan Kota adalah untuk membangun Wilayahnya yaitu yang berorentasi pada wilayah pedesaan.
Contoh misalnya di Irian Jaya lihat bagaimana sumber daya manusianya karena apa disana tidak ada pendidik yang mengerti tentang kewilayahan.
Masalah pertanian mengapa harus belajar di Yogyakarta, disana tidak ada pertanian yang ada di wilayah kita yaitu pedesaan, masalah kehutanan yang punya hutan itu di daerah bukan dikota yang sudah penuh dengan activitas orang kota kapan dan dimana kita akan belajar kehutanan kalau belajarnya di kota, begitu juga dengan peternakan, perikananan dan kelautan.
Pendidikan kita harus diubah dari tingkatan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Bagaimana kita akan mengubahnya ? Pertama yang harus kita kembangkan adalah Sumber Daya Manusia di wilayah tersebut
Pembangunan itu ada tiga yaitu

1. Sumber Daya Manusia.
2. Teknologi
3. Sumber Daya Alam
Sementara ada 2 fungsi yaitu sebagai subjek dan objek, apa maksudnya yaitu untuk membangun manusia itu sendiri
Saat ini yang tahu tentang pembangunan adalah orang-orang yang ada di Departemen Pekerjaan Umum dan mereka membangun untuk dirinya sendiri. Maka sangatlah penting pendidik diajarkan tentang pembangunan adalah untuk membangun Sumber Daya Manusianya. Karena pengaruh globalisasi jadi kita harus berhubungan dengan Sumber Daya Alam Dan Sumber Daya Manusia secara maksimal
Untuk menuju kesana marilah kita ubah sistem pendidikan kita yaitu dengan memasukan ”Local Content” atau Muatan Lokal pada kegiatan belajar mengajar yang bekerja sama dengan Pendidikan dan Instansi terkait.
Contoh di Perancis misalnya semua pendidikan dibawah naungan Departemen Teknis.
Perguruan Tinggi di sana hanya untuk menciptakan Pengajar ahli dan hanya untuk Research atau penelitian
Menurut saya semua pendidik harus berpikir tentang kewilayahan jangan hanya berpikir tentang mengajar yang notabene hanya men transfer ilmu kepada muridnya guru haruslah disekolahkan karena gurulah yang mengerti tentang potensi wilayahnya, kalau hanya orang-orang PU, PEMDA, BAPPEDA, BAPENAS pendidikan yang mereka dapatkan hanya untuk dirinya sendiri, tapi kalau guru yang di sekolah kan maka dari satu orang guru akan mendidik 30 siswa kalau satu Kabupaten ada 4 orang guru saja berarti dalam satu Kabupaten sudah terdapat 124 orang yang mengerti tentang pembangunan wilayah yang berorentasi pada pontensi di wilayah masing-masing dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam dan Teknologi yang ada secara maksimal. Sesuai dengan program studi yang ada di Pembangunan Wilayah dan Kota ini yaitu KKL dan studio yang mana selalu dilaksanakan di Luar Negeri maksudnya untuk melihat best practis nya yang dapat kita pilih dan dapat kita terapkan di Indonesia

Biaya
Biaya-Biaya yang dikeluarkan oleh BKLN adalah biaya Pendidikan dan Living Cost Adapun biaya Pendidikan khusus untuk Program Double Degree sebesar 30 juta setiap mahasiswa dalam jangka waktu 18 bulan dan untuk program reguler biaya pendidikan nya menyesuaikan dari Program Studi masing-masing Perguruan Tinggi dan untuk program reguler dalam negeri sudah dibatasi karena tahun 2008 Magister Pembangunan Wilayah dan Kota hanya diberi program DD. Biaya hidup diberikan tiap bulan tapi rutinitas penerimaan tiap bulan tergantung penganggaran dari pusat jadi bisa juga dirapel
Ada beberapa mata anggaran yang tidak ditanggung oleh BKLN yaitu KKL, STUDIO, PENELITIAN dan EKSKURSI yang mana biaya tersebut adalah ditanggung oleh mahasiswa.

Menurut saya Program DIKNAS yang berkerjasama dengan BKLN ini sangatlah bagus dan harus sustainable agar pembangunan dan pendidikan dapat merata ke seluruh pelosok tanah air.

Kepada rekan-rekan baik di Bappeda, Pemda, maupun Dinas Pendidikan apabila ada penawaran beasiswa dari Universitas yang memiliki Program Unggulan saya mohon jangan diabaikan penawaran tersebut dan Kepada semua pihak yang berwenang apabila ada staff yang telah lulus seleksi untuk pengurusan adminitrasinya mohon jangan dipersulit karena untuk mendapatkan beasiswa tersebut sudah sangat selektif dan betul-betul melalui tahapan penyaringan yang begitu ketat.

Tidak ada komentar: